1
Perempuan yang kukenal baik itu dengan berlinang airmata bercerita kepadaku, mengenai bagaimana dahulu, bertahun lalu, dia pernah selalu berkata TIDAK terhadap seorang lelaki yang setiap hari selama setahun penuh selalu berucap atau menulis, "Aku mencintaimu. Bersediakah engkau menjadi kekasihku? Bersediakah engkau menjadi Istriku? Bersediakah engkau kelak menjadi ibu kandung bagi anak-anakku?". Sembari menghapus linangan airmatanya dengan punggung telapak tangan dia berkata sekaligus bertanya di akhir pengakuannya, "Baru sekarang kusadari ternyata aku tak bisa menjalani kehidupan ini tanpa semenitpun teringat pada lelaki itu. Apa yang saya harus lakukan?". Saya tersenyum. "Sederhana saja," kataku. "Mulailah mencoba belajar untuk melupakannya". Dan dia menggeleng lalu berkata lirih, seperti mendesis "Mustahil." Aku bertanya, "Boleh aku tahu siapa lelaki itu?" Dia menatapku, tersenyum, berkata dengan suara yang terdengar hampa, "Kamu". Sembari tersenyum kukatakan padanya, “Pulanglah, suami dan putri kecilmu telah menunggumu di rumah…….”